Jumat, 07 Desember 2007

Makalah Diskusi, Hari Bumi 2002

MULAI DARI DIRI KITA SENDIRI[1]

M. Panji Kusumah[2]

Tunas, akan selalu tumbuh dan berkembang sehingga menjadi sesuatu yang berguna di kemudian hari......

Sangat banyak kegelisahan yang menghinggapi diri kita berkait dengan keadaan bumi saat ini. Semakin hari semakin bertambah kerusakan yang ada. Di koran, majalah, televisi, dan radio selalu mengabarkan bencana, kerusakan hutan, laut, musnahnya berbagai spesies, polusi udara, air, tanah, dan masalah sampah yang tak kunjung usai. Seakan tak ada berita lain yang bisa melegakan hati.

Sebenarnya apa yang terjadi? Kita hidup di lingkungan kota terpelajar, bahkan kita mempunyai universitas besar yang didalamnya terdapat pemikir-pemikir handal yang diharapkan mampu untuk memberikan partisipasinya terhadap kerusakan lingkungan di muka bumi ini. Tak kurang pula pemuda yang diwakili pelajar dan mahasiswa, yang kita tahu mempunyai semangat juang tinggi dan selalu berapi-api. Demikian juga pemerintah daerah yang selayaknya selalu mengusung falsafah Jawa yang adiluhung dalam menjalankan pemerintahannya. Lalu apa yang kurang ?!

Pasti kita masih ingat pepatah yang mengatakan Tong Kosong Berbunyi Nyaring. Banyak bicara tanpa melakukan hal-hal yang lebih nyata. Banyak mengatur dan banyak berharap namun tak memberikan contoh yang sesuai. Banyak penelitian tanpa menerapkan hasilnya untuk kepentingan orang banyak. Sungguh menyedihkan !!

Tidak harus menyelamatkan lingkungan dalam skala besar, walaupun perlu dimengerti tentang konsep dari hulu ke hilir. Lihat sampai dimana kemampuan kita dan apa yang dapat dilakukan. Perhatikan dulu lingkungan sekitar dan diri kita sendiri, sudahkah melakukan hal yang nyata ? Gaya hidup sehari-hari terhadap listrik, air, dan sampah, serta keragaman hayati misalnya, bagaimana kita mensikapinya ? Reuse (pakai ulang), recycle (daur ulang), reduce (mengurangi), refill (isi ulang) ?!?!

Jogja panas, lalu apa yang bisa kita lakukan ? Pakai AC atau menanam pohon ? Kita bisa membayangkan bila berjalan dari Bunderan hingga Gedung Pusat dengan dipayungi keteduhan pohon perindang, yang sangat mungkin diiringi nyanyian burung yang hinggap dan membuat rumah di pohon tersebut. Kita akan sadar betapa fungsi pohon sangat berguna bagi kehidupan ini.

Banyak hal yang sebenarnya dapat dilakukan, seperti perlunya program belajar bersama melalui pendidikan lingkungan yang melibatkan berbagai fakultas dengan disiplin ilmunya masing-masing dan lembaga penelitian, lewat diskusi-diskusi, buletin, kegiatan seni budaya, dan yang paling penting adalah aksi nyata, yang dilakukan secara terprogram dan terus menerus mulai dari tingkat fakultas, universitas, sampai masyarakat luas termasuk pemerintah. Akan menjadi contoh yang baik kepada masyarakat bila kita mampu menata kampus dengan sesuatu yang nyata dan membumi, sehingga kita dan masyarakat luas tidak kesulitan untuk mencerna dan melakukannya. Lalu kapankah kiranya kita dapat menjalin kerjasama, saling melengkapi dengan segala perbedaan yang ada, dan tidak terhenti setelah acara ini selesai. Optimis dan perbuatan nyata yang lebih bermaknalah yang kita harapkan.

Mari berbuat untuk lingkungan..................................saat ini dan selamanya !!

Siapa lagi kalau bukan kita dan kapan lagi kalau bukan sekarang !!

(Sumber: Bulletin Wanadri no: 12, 1996)



[1] Disampaikan dalam acara diskusi hari Bumi, Potensi Mahasiswa di Era Otonomi Daerah dalam Perpektif Lingkungan Hidup, Mapagama, 29 April 2002

[2] Anggota Hijau – Gerakan Peduli Lingkungan Yogyakarta, email: hijau@bubu.com

Tidak ada komentar: